Prospek perekonomian nasional masih kuat dan diproyeksikan tumbuh stabil di Kuartal I 2023. Kinerja APBN secara nasional pada Februari 2023 mencatatkan surplus didukung tren belanja yang positif, serta diimbangi kinerja pendapatan yang masih kuat. Growth momentum sejak tahun lalu terus dijaga. Meski demikian, kewaspadaan dengan terus mengamati gejolak perekonomian internasional dan mitigasi tetap dilakukan mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.
Kondusifitas perekonomian nasional berjalan beriringan dengan kondisi perekonomian regional. Laju inflasi nasional masih tergolong moderat dibandingkan dengan negara peers dengan laju inflasi Regional Jambi sebesar 6,74% (yoy) atau sebesar 0,17% (Februari 2023), lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya 0,89% (Januari 2023). Dengan komitmen dan sinergi para pemangku kepentingan di Provinsi Jambi yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), pengendalian inflasi diyakini akan menguat untuk menjaga stabilitas harga komoditas, utamanya komoditas pangan, di masa Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HKBN).
Stabilitas perekonomian regional menjadi pondasi kuat Provinsi Jambi dalam perannya di pasar perdagangan internasional. Neraca perdagangan terus mencatatkan surplus dengan peningkatan ekspor periode Februari (US$228,36 juta) lebih dari 100% dibadingkan periode Januari 2023 (US$98,36 juta). Dengan nilai impor sebesar US$9,02 juta, mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$219,34 juta.
Pendapatan Negara s.d. 28 Februari 2023 Masih Kuat
Realisasi pendapatan negara s.d. 28 Februari 2023 mencapai Rp1.163,26 miliar atau tumbuh 362,04% dibandingkan realisasi tahun 2022. Capaian pendapatan negara tersebut tumbuh 79% dibandingkan dengan bulan Januari yang mencatatkan angka Rp649,70 miliar. Penerimaan negara periode ini masih didominasi oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp1.089,10 miliar (tumbuh 433,48%). Kinerja perpajakan tersebut semakin menguat dipengaruhi oleh penguatan pada sektor Industri Pengolahan. Hal tersebut menandakan optimisme dan antusiasme sektor industri.
Mayoritas jenis pajak dalam negeri tumbuh positif di Februari 2023 dengan PPN dalam negeri (Rp551,36M; tumbuh 424,89%) dan Pajak Penghasilan Non-Migas (Rp483,18 M; tumbuh 50,89%) menjadi kontributor utama. Selain itu, perpajakan internasional melalui Bea Masuk (Rp1,19 M) dan Bea Keluar (Rp40,74 M) turut menyumbangkan capaian penerimaan negara. Penurunan tarif Bea Keluar diharapkan dapat dimanfaatkan pelaku industri di Provinsi Jambi dengan mendorong pemasaran produknya ke pasar internasional.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp74,16 miliar atau tumbuh 55,75% dibandingkan realisasi tahun 2022. Tren peningkatan PNBP terus menguat sejak tahun Bulan Januari seiring dengan penguatan peran asistensi Kementerian Keuangan terhadap satuan kerja pengelola PNBP, termasuk satuan kerja Badan Layanan Umum pada empat (4) BLU di Provinsi Jambi (Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin, RS Bhayangkara, dan RS Bratanata).
Kebijakan Belanja APBN Harmonis dengan Pendapatan
Realisasi belanja negara regional Jambi mencapai Rp2.530,21 miliar terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Kementerian dan Lembaga Negara (K/L) mencapai Rp630,93 miliar serta Transfer ke Daerah (TKD) yang mencapai Rp1.899,28 miliar.
BPP tersebut terdiri dari Belanja Pegawai sebesar 310,53 M, Belanja Barang dan Jasa sebesar 226,17 M, serta Belanja Modal sebesar 94,23 M. Sementara itu, TKD telah disalurkan kepada pemerintah daerah untuk mendukung kegiatan operasional, pembangunan daerah dan desa, pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan, dukungan program strategis nasional, dan lain sebagainya melalui DAU sebesar Rp1.361, 95 M, DAK non-Fisik sebesar Rp187,90, DBH sebesar 19,11 M, dan Dana Desa sebesar 113,56 M.
Catatan baik harmonisasi kebijakan pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah salah satunya dengan pencairan DAK non-Fisik sektor kesehatan yang lebih cepat dibandingkan tahun lalu. Selain itu, kebijakan spesific grant DAU yang berlaku di tahun 2023 diharapkan dapat meningkatkan harmonisasi tersebut dengan menciptakan pembangunan daerah dan nasional yang semakin selaras dan inklusif. Dukungan pemerintah daerah dapat turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara regional dan nasional.
Performa APBN Yang Meningkat Terus Dijaga
Secara umum, kinerja APBN periode s.d. Februari 2023 lebih baik dari pada tahun sebelumnya. APBN akan tetap menjadi instrumen yang difungsikan untuk menjaga seluruh masyarakat Indonesia. Guncangan yang mungkin terjadi akibat ketidakstabilan perekonomian global terus diantisipasi. Untuk itu, APBN akan terus responsif dan fleksibel. Catatan-catatan tersebut terus menguatkan prediksi pertumbuhan perekonomian nasional dan regional yang semakin menguat.