Kajian Fiskal Regional secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut.
Executive Summary
Pada periode triwulanIII 2022,Provinsi Jambi membukukan pertumbuhan5,20% (y-on-y)dengan total PDRB sebesarRp41.468,24Miliar(ADHK). Ekspor importumbuh,pada triwulanininilai ekspor sebesarUS$944,20 Jutadan Impor sebesarUS$24,03 Juta. Tantangan yangmasihharus diselesaikan adalahakselerasi untukmembuka lapangan kerja baru karena tingkatpengangguran terbukasaat inimasih cukup tinggi di angka 4,59%.Selain itu, Gini Ratio jugasedikit mengalami peningkatan menjadi 0,320,sementaraGini Ratio ditargetkan di angka 0,3.Tingkat inflasi masihterjagadi level 0,61%(m-to-m), namun inflasi tahunan bulan Septembermasih di level 8,09% berada di atas tingkat inflasi nasional yang berada di angka 5,95%. Nilaitukar petaniterus mengalami perbaikan dan meningkat di level133,23atau meningkat 2,82%dibanding periode bulan Agustus 2022.Sementara itu,Nilai Tukar Nelayan mengalami penurunan sebesar 1,12% dibanding periode bulan sebelumnya dan berada di angka 108,65.
Kinerja Pendapatan Negara sampai dengan triwulan III tahun 2022 mencapai Rp5.541,04 miliar(84,59%) yang mana mengalami pertumbuhan positifsebesar31,86%dibandingkandenganperiode yang sama tahun2021. Namun capaian realisasi penerimaan tersebut belum didukung oleh kinerja pelaksanaan belanja pemerintah. Belanja Pemerintah mengalami pertumbuhan negatif sebesar-1,43% yang disumbang oleh pertumbuhan negatif pada realisasi Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar-7,34% dan pertumbuhan positif pada realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar1,27%.Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan belanja pemerintah pusat diantaranya karena adanya blokir automatic adjustment dan terdapat beberapa kegiatan yang berpotensi untuk memiliki sisa dana kontrak yang tidak akan terserap sampai dengan akhir tahun, serta adanya pergantian pejabat perbendaharaan,dan juga karakter kegiatan yang harus dilaksanakan pada triwulan IV.
Kajian Fiskal Regional secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut.
Executive Summary
Pada Triwulan ini pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi membaik namun tetap berfluktuasi. Berdasarkan data rilis BPS Provinsi Jambi membukukan pertumbuhan 5,41% (y-on-y) dengan total PDRB sebesar 69.227.21 Miliar (ADHB). Tingkat inflasi bergerak di level 7,01% (y-on-y) cukup tinggi dan diatas level Nasional yang sebesar 4,35%. Kenaikan ini dipicu antara lain oleh kenaikan harga komoditas kelompok makanan dan minuman, serta komodtitas hortikultura yang sangat dipengaruhi oleh faktor musim dan cuaca.
Sementara itu tingkat kemiskinan sudah mulai membaik dan sudah melewati target yaitu 7,62% dari yang ditargetkan sebesar 7,9%. Tingkat kemiskinan yang berkurang ini diikuti pula dengan penurunan tingkat pengangguran yang sebelumnya 5,09% menjadi 4,70% dibawah target 5%. Sementara itu, perkembangan NTP dan NTN juga sangat positif melampaui target dimana NTP berhasil mencatat angka 127,31 dan NTN tercatat sebesar 112,18 dari target 108.
Pendapatan negara pada triwulan ini tumbuh 55,35% dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar 4.047,66 Miliar. Capaian cukup tinggi berasal penerimaan pajak yang sebesar 3.715,64 Miliar atau naik 59,94% dibanding penerimaan periode yang sama tahun lalu, sementara pendapatan PNBP adalah sebesar 332,02 Miliar (55,56%), Pertumbuhan penerimaan pajak pada periode ini seiring dengan kenaikan harga komoditas sawit dan batubara, serta kebijakan kenaikan tarif PPN menjadi 11%. Sementara untuk pajak penghasilan didorong oleh membaiknya setoran atas Program Pengungkapan Sukarela (PPS) pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Untuk pendapatan PNBP BLU sedikit terkoreksi dibanding tahun lalu (-1,14%) dengan sumber pendapatan terbesar berasal dari Jasa Pelayanan Pendidikan (66,39%) diikuti Jasa Pelayanan RS (27,97%).
Kajian Fiskal Regional secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut.
Executive Summary
Pada Triwulan ini pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi sudah memiliki capaian yang cukup baik. Berdasarkan data rilis BPS, Provinsi Jambi mampu kembali tumbuh 4,64% (y-on-y) dengan total PDRB sebesar 63.461,19 Miliar. Hal ini didukung pula dengan tingkat inflasi yang terjaga di level 2,83% (y-on-y) meskipun masih sedikit diatas Nasional yang hanya 2,64% namun masih dibawah target RPJMD yang menargetkan inflasi di level 3%. Kenaikan inflasi dipicu antara lain oleh kelangkaan minyak goreng yang sempat terjadi di regional Jambi maupun secara nasional. Selain itu, momen bulan puasa Ramadhan dan persiapan Idul Fitri selalu menjadi isu utama kenaikan harga komoditas tiap tahunnya. Untuk perekonomian kedepannya yang perlu diwaspadai adalah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina yang diperkirakan berdampak pada kenaikan harga komoditas pangan dan energi.
Sementara itu tingkat kemiskinan sudah mulai membaik dan sudah melewati target yaitu 7,67% dari yang ditargetkan sebesar 7,9%. Tingkat kemiskinan yang berkurang ini diikuti pula dengan penurunan tingkat pengangguran yang sebelumnya 4,76% kini sudah menjadi 4,70% dan sudah mampu berada dibawah target yaitu 5%. Meskipun begitu, pula pengangguran di Provinsi Jambi masih harus terus diwaspadai terutama seiring datangnya musim kemarau yang biasanya diikuti pula dengan peningkatan jumlah pengangguran karena banyak buruh tani yang tidak mampu digaji. Perbaikan-perbaikan ini juga berakibat pada tingkat ketimpangan yang sedikit menurun dari 0,316 menjadi 0,315 sesuai dengan yang ditargetkan. Sementara itu, kabar menggembirakan datang dari NTP dan NTN yang jauh melampaui target dimana NTP berhasil mencatat angka 142,38 dan NTN tercatat sebesar 110,19 dari target 108.
Kajian Fiskal Regional secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut.
Executive Summary
Hasil Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021 secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut
Executive Summary
Pada Triwulan III ini pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi sudah memiliki capaian yang cukup baik. Pada periode ini Provinsi Jambi berhasil keluar dari jurang resesi dan membukukan pertumbuhan 5,91% (y-on-y) dengan total PDRB sebesar 60.685,23 Miliar. Tantangan yang masih harus diselesaikan adalah bagaimana membuka lapangan kerja baru karena tingkat pengangguran terbuka saat ini masih cukup tinggi di angka 4,76% dari target 2,8%. Selain itu, Gini Ratio juga sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,321 dari sebelumnya 0,316. Padahal Gini Ratio ditargetkan hanya di angka 0,3. Namun berita baiknya tingkat inflasi masih sangat terjaga dengan di level 2,04% dari target 3% yang telah ditetapkan dan nilai ini sedikit diatas tingkat inflasi Nasional yang berada di angka 1,6%. Selain itu, nilai tukar petani juga terus mengalami perbaikan dan meningkat di level 130,94 jauh berada NTP Nasional yang hanya 105,71. Nilai Tukar Nelayan juga mengalami perbaikan di angka 111,44 jauh diatas NTN Nasional yang hanya 105,60.
Peran belanja pemerintah pada periode ini mulai memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Meskipun Pendapatan Negara turun 13,07% dari tahun lalu menjadi 4.202,59 Miliar (78,86%), namun capaiannya terhadap target sangat baik. Capaian penerimaan perpajakan periode ini telah mencapai 3.649,90 Miliar (72,06%) dan PNBP mencapai 552,69 Miliar (209,04%) sehingga total penerimaan telah mencapai 4.202,59 Miliar (78,86%). Sedangkan dari sisi belanja meskipun pertumbuhannya turun sebesar 5,86% dari tahun lalu 14.490,49 Miliar (70,83%), namun capaiannya terhadap pagu cukup baik. Tercatat realisasi belanja mencapai 14.490,49 Miliar (70,83%) dengan rincian Belanja Pegawai sebesar 1.913,09 Miliar (77,07%), Belanja Barang sebesar 1.615,52 Miliar (60,27%), Belanja Modal sebesar 1.012 Miliar (53,46%), Belanja Bansos sebesar 6,02 Miliar (37,49%), Belanja Hibah sebesar 2,46 Miliar (8,99%), Transfer ke Daerah sebesar 9.055,52 Miliar (74,60%) dan Dana Desa sebesar 885,89 Miliar (72,49%). Belanja Modal menjadi belanja dengan pertumbuhan signifikan pada periode ini dan memberikan kontribusi yang cukup besar. Dengan capaian pendapatan dan belanja tersebut, APBN mengalami defisit sebesar 10.287,90 Miliar. Defisit ini turun 2,55% dari tahun lalu yang mengindikasikan bahwa tingkat ketergantungan Provinsi Jambi terhadap daerah lain sedikit berkurang.
Kajian Fiskal Regional secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut.
Executive Summary
Pada Triwulan II ini Provinsi Jambi tetap masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pada periode ini Provinsi Jambi berhasil keluar dari jurang resesi dan membukukan pertumbuhan 2,52% (c-to-c) dengan total PDRB sebesar 58.167,74 Miliar. Ekspor impor mulai tumbuh pada saat ini dengan nilai ekspor sebesar 2.012,51 Juta USD dan Impor sebesar 15.57 Juta USD. Tantangan yang juga masih harus diselesaikan adalah bagaimana membuka lapangan kerja baru karena tingkat pengangguran terbuka saat ini masih cukup tinggi di angka 4,76% dari target 2,8%. Selain itu, Gini Ratio juga sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,321 dari sebelumnya 0,316. Namun berita baiknya tingkat inflasi masih cukup terjaga dengan tingkat 0,39% dari target 3% yang telah ditetapkan dan nilai ini sedikit dibawah tingkat inflasi Nasional yang berada di angka 0,74%. Selain itu, nilai tukar petani juga terus mengalami perbaikan dan meningkat di level 124,08.
Peran belanja pemerintah pada periode ini mulai memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Capaian penerimaan perpajakan periode ini telah mencapai 2.323,16 Miliar (45,86%) dan PNBP mencapai 282,43 Miliar (93,22%) sehingga total penerimaan telah mencapai 2.605,60 Miliar (48,54%). Sedangkan dari sisi belanja telah mencapai 9.873,13 Miliar (45,05%) dengan rincian Belanja Pegawai sebesar 1.294,29 Miliar (51,79%), Belanja Barang sebesar 1.031,17 Miliar (36,38%), Belanja Modal sebesar 669,36 Miliar (33,75%), Belanja Bansos sebesar 4,05 Miliar (25,24%), Transfer ke Daerah sebesar 6.362,73 Miliar (47,62%) dan Dana Desa sebesar 511,53 Miliar (41,86%). Belanja Modal menjadi belanja dengan pertumbuhan signifikan pada periode ini dan memberikan kontribusi yang cukup besar.