Perkembangan peran dan fungsi KPPN tahun 2023, menghajatkan KPPN Parepare untuk dapat memotret berbagai dampak sosial dan ekonomi yang terjadi di wilayah kerjanya sebagai akibat terlaksanakannya APBN. Bencana banjir yang terjadi 1 Februari ini, yang menghancurkan beberapa infrastruktur menjadi ujian tersendiri bagi kinerja APBN, dimana Dana Transfer yang bersumber dari pemerintah pusat (bisa jadi) akan diperuntukkan sebagian bagi perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir. Berikut hasil reportase crew Ajatappareng Buletin terkait banjir di Kota Parepare.
Tepat jika berbagai media sosial mendengungkan hastag #prayforparepare. Hal ini karena dampak yang ditimbulkan dari hujan selama 4 jam nonstop pada Rabu, 1 Februari menuai bencana yang menyedihkan. Beberapa titik di Kota Parepare diterjang banjir bandang, dan genangan cukup tinggi. Warga masyarakat banyak yang mengungsi, mencari tempat bernaung untuk sementara. Beberapa media bahkan memberitakan, banjir kali ini sempat menelan korban jiwa baik anak-anak maupun orang dewasa.
Kelurahan Bumi Harapan Kecamatan Bacukiki Barat tepatnya jalan Kelapa Gading, terlihat pemandangan yang sulit dilupakan. Jalan beraspal yang sebelumnya mulus dilalui kendaraan bermotor, kini hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Itupun harus berhati-hati karena jalan beraspal yang terbongkar dapat sewaktu-waktu bergerak dan bertambah kerusakannya yang membahayakan pengguna jalan.
Masih di Jalan Kepala Gading, sebuah jembatan tak jauh dari jalan beraspal yang rusak berat diatas, ambles diterjang banjir dari luapan sungai. Warga tidak dapat melewati jembatan tersebut baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Hal ini membutuhkan perhatian dari pemerintah Kota Parepare terutama Dinas PUPR yang menangani pemeliharaan jalan di Kota Parepare.
Tak jauh dari Jalan Kepala Gading, hujan yang terus menerus dalam beberapa jam telah menimbulkan longsor di jalan Kusuma Timur. Sebuah pemukiman penduduk yang relative padat, terlihat rusak berat akibat longsor. Seorang warga mengatakan bahwa terdapat korban jiwa yakni anak-anak dan orang dewasa.Sementara itu di Kecamatan Soreang, tepatnya di Kelurahan Watang Soreang dan Bukit Harapan banyak rumah-rumah penduduk yang tergenang air hingga lutut orang dewasa. Sebagian warga mengungsi mencari tempat yang aman dari genangan air, sebagian yang lain berupaya menyelamatkan barang-barang yang dapat diselamatkan. Terlihat di Kelurahan Watang Soreang, beberapa mahasiswa Unhas yang sedang KKN juga menjadi korban banjir dan harus segera diungsikan. Bersyukur, warga masyarakat dapat membantu untuk evakuasi ditempat yang tidak tergenang. (des)
![]() |
|